Berteman mendung, sepasang wajah lugu
Biarkan hujan mengiring malam
Lalu kulepas engkau menghilang
Tak mungkin terulang
Engkau datang dan tak pernah pergi
Seperti itu kau janjikan
Seperti itu kau janjikan
Walau sayup-sayup mata
Memudarkan parasmu
Hingga kesepian ini kau untai
Menjadi bahtera yang siap berlayar
Mengantarku pada dermaga
yang tak pernah kudengar
Disana, kerinduan lama membenarkan
Bahwa tiada yang berdusta
Ketika subuh dan senja berkejaran
Melengkapi lembar hari
Entah halaman yang mana..
Kupikir semuanya usang dalam kisah renta
Tak lagi kukembarai
Demi aksaramu dan aku
Dalam satu cerita
Tentang harapan setelah kakiku menapak
Kilau lentera mengaburkan dendam
Pada takdir, mungkin
Sebab perpisahan menyakitkan
Dulu, pernah ada butir yang jernih
Lebih jernih dari tangismu semalam
Namun kemudian
Hanya rintik lindap yang dingin
Pada akhirnya
Aku merelakan biru ini mengering
Pada aksara yang menyembunyikan rahasia
Antara aku dan engkau
Di suatu ketika
dan kapan akan bisa ketemu lagi...satu tanya yang aku sendiri tak pasti...meskii hari terus kujalani sendiri dengan sendu dan pilu yang mengulum hati...pada rentasnya harapan untuk ku berpaut
ReplyDeleteDan pada akhirnya, aksara yang terbaca hanya sanggup menyembunyikan harapannya. Tak ada yang dijanjikan oleh masa depan, aku memilih berjalan sebagai jawabnya.
ReplyDelete